Seorang bayi dilahirkan dengan berat badan lahir 2100 gram. Ibu
mengatakan kehamilannya cukup bulan. Sewaktu hamil 30 minggu ibu menderita
hipertensi. Perawat berusaha melakukan tindakan keperawatan sesuai standar
perawat untuk mencegah komplikasi pada bayi.
TUGAS ANALISA KASUS
- Temukan kasus/diagnosa pada bayi tersebut
- Komplikasi apa saja yang mingkin terjadi pada bayi tersebut setelah dilahirkan
- Buat diagnosa keperawatan aktual sesuai dengan kasus bayi di atas
- Jelaskan apa yang disebut KMC(Kangaroo Mother Care)
Jawaban Analisis Kasus:
- Kasus/diagnosa bayi tersebut adalah bayi lahir dengan keadaan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan berat lahir 2100 gram.
- Komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi berat badan lahir rendah adalah Sindrom aspirasi, Hipokalsemia, Hipoglikemia, yang menyebabkan sistem-sistem saraf pusat tidak normal, dan retardasi mental;Hipotermia;Asfiksia perinatal;Polisitemia. (Wilkinson, 2006)
- Diagnosa keperawatan aktual sesuai dengan kasus bayi diatas yaitu
1)
Pola nafas
tidak efektif berhubungan dengan tidak adekuatnya ekspansi paru
Tujuan :
Pola nafas yang efektif
Kriteria Hasil :
Tujuan :
Pola nafas yang efektif
Kriteria Hasil :
·
Kebutuhan
oksigen menurun
·
Nafas
spontan, adekuat
·
Tidak sesak.
·
Tidak ada
retraksi
Intervensi
·
Berikan
posisi kepala sedikit ekstensi
·
Berikan
oksigen dengan metode yang sesuai
·
Observasi
irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan
2)
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya ventilasi alveolar sekunder
terhadap defisiensi surfaktan
Tujuan :
Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Tujuan :
Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
·
Tidak
sianosis.
·
Analisa gas
darah normal
·
Saturasi
oksigen normal.
Intervensi :
·
Lakukan isap
lendir kalau perlu
·
Berikan
oksigen dengan metode yang sesuai
·
Observasi
warna kulit
·
Ukur
saturasi oksigen
·
Observasi
tanda-tanda perburukan pernafasan
·
Lapor dokter
apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
·
Kolaborasi
dalam pemeriksaan analisa gas darah
·
Kolaborasi
dalam pemeriksaan surfaktan
3)
Resiko
tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan
dengan ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tujuan :
Hidrasi baik
Kriteria:
Hidrasi baik
Kriteria:
·
Turgor kulit
elastik
·
Tidak ada
edema
·
Produksi
urin 1-2 cc/kgbb/jam
·
Elektrolit
darah dalam batas normal
Intervensi :
·
Observasi
turgor kulit.
·
Catat intake
dan output
·
Kolaborasi
dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
·
Kolaborasi
dalam pemeriksaan elektrolit darah.
4)
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang
adekuat
Tujuan :
Nutrisi adekuat
Nutrisi adekuat
Kriteria :
·
Berat badan naik 10-30 gram / hari
·
Tidak ada
edema
·
Protein dan
albumin darah dalam batas normal
Intervensi :
·
Berikan
ASI/PASI dengan metode yang tepat
·
Observasi
dan catat toleransi minum
·
Timbang berat
badan setiap hari
·
Catat intake
dan output
·
Kolaborasi
dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.
Kangaroo
Mother Care atau Perawatan ibu kanguru adalah metode perawatan
bayi prematur. Metode
ini melibatkan bayi yang
dilakukan, biasanya oleh ibu,
dengan kontak kulit-ke-kulit. Panduan ini ditujukan bagi para profesional kesehatan yang
bertanggung jawab atas perawatan rendah
berat lahir dan bayi
prematur. Dirancang untuk disesuaikan
dengan kondisi setempat, ia
menyediakan panduan tentang bagaimana menyelenggarakan layanan di tingkat rujukan dan apa yang
dibutuhkan untuk memberikan perawatan ibu kanguru yang
efektif. Panduan ini meliputi
saran praktis tentang kapan dan
bagaimana metode kanguru-ibu perawatan terbaik
dapat diterapkan. (WHO, 2003)
Syarat-Syarat Dilakukannya Perawatan Metode Kanguru
1)
Bayi dengan berat badan ≤ 2500 g
BBLR dengan berat di bawah 2500 gram, memerlukan
berbagai fasilitas yang memadai dan para ahli untuk membantu menunjang
kehidupannya, salah satunta adalah dengan adanya perawatan metode kanguru.
2)
Sudah bernafas
spontan.
BBLR yang sudah dapat bernafas
spontan tanpa bantuan infus dan tambahan oksigen di ruang perinatal resiko
tinggi, dapat menggunakan perawatan metode ini.
3)
Tidak memiliki
masalah kesehatan serius
Ibu dengan HIV/AIDS jelas tidak
boleh memberi ASI pada bayinya, karena secara langsung akan menularkan penyakit
ini. Karena perawatan metode kanguru tidak lepas dari pemberian ASI pada bayi,
maka sebaiknya ibu yang memiliki masalah kesehatan serius ini tidak melakukan
metode ini.
4)
Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
Bayi yang memiliki kelainan seperti Atresia bilier
jelas tidak dapat dilakukan perawatan ini, karena perlunya intervensi dengan
menggunakan perawatan di dalam inkubator.
5)
Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
Bayi yang mengalami labioskizis dan atau labiopalatoskizis
jelas tidak memiliki refleks dan koordinasi isap serta menelan yang baik. Oleh
karena BBLR yang mengalami hal ini tidak dapat menyusui dengan baik, maka bayi
dengan masalah kesehatan serius ini tidak dapat melakukan perawatan metode
kanguru.
6)
Perkembangan selama di inkubator baik
Setiap BBLR pada awalnya
mendapatkan perawatan di inkubator sebelum akhirnya akan dilakukan perawatan
metode kanguru, dalam hal ini perlu pengamatan secara kontinyu saat BBLR berada
di dalam inkubator, agar dapat menilai seberapa jauh perkembangan BBLR di dalam
inkubator. Semakin baik kondisi bayi, maka semakin mudah pula
mengambil langkah perawatan selanjutnya, yaitu perawatan metode kanguru.
7)
Minat, kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat
mendukung dalam keberhasilan.
Orang tua dalam hal ini ayah dan ibu sangat berperan
penting dalam kesuksesan metode ini. Kerjasama antara keduanya dalam memberikan
perawatan metode kanguru sangatlah penting (Perinasia, 2003).
No comments:
Post a Comment
BERI KOMENTAR, SARAN, ATAU MASUKAN UNTUK BLOG INI