Thursday, 5 December 2013

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR "HIPERTENSI'



RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI


“HIPERTENSI”


*     ETIOLOGI

      Ada banyak faktor risiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan dikontrol. Umur, jenis kelamin dan genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Sementara obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan stres emosional merupakan faktor risiko yang dapt dikontrol.
Adapun faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain sebagai berikut :
1.      Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
a.       Umur Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini disebabkan karena dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh darah mengalami perubahan struktur. Jumlah sel otot polos berkurang dan jaringan elastin makin bertambah. Akibat perubahan itu, elastisitas dinding berkurang dan tahanan tepi akan meningkat sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat pula.
b.      Jenis Kelamin Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan kelompok ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihn berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.
c.       Genetik (Keturunan) Kecenderungan seseorang untuk menderita hipertensi dapat terjadi bila dalam keluarganya ada hipertensi karena hipertensi dapat diturunkan secara genetik. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.
2.      Faktor risiko yang dapat dikendalikan
a.       Merokok dan Minum Alkohol Rokok meninggikan tekanan darah hanya untuk sementara waktu. Peningkatan tersebut tersebut tidak bertahan lama dan rokok tidak dapat dipersalahkan sebagai penyebab tingginya tekanan darah pada setiap orang yang mengidap hipertensi. Akan tetapi rokok mempunyai beberapa pengaruh langsung yang membahayakan jantung. Apabila pembuluh arah yang ada pada jantung sudah dalam keadaan tegang karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat menimbulkan bencana. Oleh karena itu, hipertensi dan rokok, walaupun hanya beberapa batang sehari, sama sekali jangan dipadukan. Minum alkohol lebih dari takaran yang sedang benar-benar meninggikan tekanan darah dan dapat mempercepat pengaruh penyakit tersebut.
b.      Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit degenerasi dan metabolit. Lemak tubuh, khususnya lemak pada perut berhubungan erat dengan hipertensi. Obesitas juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan merupakan faktor risiko independen yang artinya tidak dapat dipengaruhi oleh faktor risiko lain.
c.       Kurang Olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah maka akan memudahkan terjadinya hipertensi.
d.      Stres Emosional
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivasi syaraf simpatik yang akan meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).

*      EFIKASI

dengan metode uji acak tersamar ganda yang secara aktif mengevaluasi profil tingkat keamanan dari penggunaan valsartan dan amlodipine dibandingkan dengan penggunaan ACE-i lisinopril dengan kombinsi bersama hydrochlorotiazid (HcTZ) pada 130 pasien dewasa dengan hipertensi gawat tanpa komplikasi hipertensi diastolik (dengan rerata tekanan darah diastolik ≥110 dan <120 mmHg). Studi ini menunjukkan bahwa selama 2 minggu pengobatan dengan amlodipine/valsartan 5/160mg yang diikuti dengan amlodipine/valsartan 10/160mg memberikan hasil klinis yang secara signifikan terhadap pengurangan tekanan darah sistolik (35.8mmHg) dan diastolik (28.6 mmHg) yang secara numerik lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan lisinopril dengan HCTZ (sistolik 31.8mmHg, dan diastolik 27.6 mmHg). Pada analisa post hoc dari 26 pasien dengan rerata sistolik 180 mmHg; terdapat pengurangan tekanan darah sebesar 43.0/26.1 mmHg untuk regimen amlodipine/valsartan dan 31.2/21.7 mmHg untuk lisinopril/HCTZ

*      EFEKTIVITAS

Studi menunjukkan bahwa selama 2 minggu pengobatan dengan amlodipine/valsartan 5/160mg yang diikuti dengan amlodipine/valsartan 10/160mg memberikan hasil klinis yang secara signifikan terhadap pengurangan tekanan darah sistolik (35.8mmHg) dan diastolik (28.6 mmHg) yang secara numerik lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan lisinopril dengan HCTZ (sistolik 31.8mmHg, dan diastolik 27.6 mmHg).
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang- kurangnya ditunda.  Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

*      EFISIENSI

Ketika kita menggunakan obat obatan, tentu akan mengeluarkan biaya puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Untuk amlodipin/valsartan saja berkisar 10 ribu rupiah per masing masing tablet. Dan untuk lisinopril dengan HCTZ berkisar lima ribu rupiah per masing-masing tablet.
jika mengaplikasikan pencegahan non-farmakologis, tidak perlu biaya pengobatan dan tidak mengalami efek samping. Hanya saja dilakukan dengan rutin dan teratur dalam mendapatkan efek yang optimal. Namun jika sudah mengalami hipertensi berlanjut, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

*      EVALUASI

Untuk menentukan keberhasilan pengobatan hipertensi maka tidak hanya melihat adanya penurunan tekanan darah tetapi ada tiga faktor yang penting dievaluasi :
1.      tekanan darah menurun,terutama diastolic
2.      Lipid menurun ; dimana LDL menurun, HDL meningkat
3.      Sensitifitas terhadap insulin meningkat

Ketiga hal ini berhubungan dengan masa depan yang baik untuk jantung, terhindar dari Left ventricular hypertrophy ( LVH ) khususnyadan morbiditas kardovaskuler lainnya

*      EDUKASI

Pencegahan dan Pengobatan
Cara untuk mencegah terkena penyakit hipertensi dengan pola hidup sehat, yaitu :
  1. Pencegahan hipertensi dengan olehraga yang cukup
  2. Pencegahan hipertensi dengan tidak merokok
  3. Pencegahan hipertensi dengan mengatur pola makan
  4. Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress
  5. Pencegahan hipertensi dengan cara medis

No comments:

Post a Comment

BERI KOMENTAR, SARAN, ATAU MASUKAN UNTUK BLOG INI