RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
“HIPERTENSI”
ETIOLOGI
Ada
banyak faktor risiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan
dikontrol. Umur, jenis kelamin dan genetik merupakan faktor risiko yang tidak
dapat dikontrol. Sementara obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan
stres emosional merupakan faktor risiko yang dapt dikontrol.
1.
Faktor risiko yang
tidak dapat dikendalikan
a.
Umur Tekanan darah akan
meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini disebabkan karena
dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh darah mengalami perubahan struktur.
Jumlah sel otot polos berkurang dan jaringan elastin makin bertambah. Akibat
perubahan itu, elastisitas dinding berkurang dan tahanan tepi akan meningkat
sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat pula.
b.
Jenis Kelamin Pria lebih banyak
mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan
kelompok ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita
seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihn berat badan),
depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan
dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan
pengangguran.
c.
Genetik (Keturunan) Kecenderungan seseorang
untuk menderita hipertensi dapat terjadi bila dalam keluarganya ada hipertensi
karena hipertensi dapat diturunkan secara genetik. Demikian pula dengan kembar
monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.
2.
Faktor risiko yang
dapat dikendalikan
a.
Merokok dan Minum
Alkohol Rokok
meninggikan tekanan darah hanya untuk sementara waktu. Peningkatan tersebut
tersebut tidak bertahan lama dan rokok tidak dapat dipersalahkan sebagai
penyebab tingginya tekanan darah pada setiap orang yang mengidap hipertensi.
Akan tetapi rokok mempunyai beberapa pengaruh langsung yang membahayakan
jantung. Apabila pembuluh arah yang ada pada jantung sudah dalam keadaan tegang
karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat menimbulkan bencana. Oleh karena
itu, hipertensi dan rokok, walaupun hanya beberapa batang sehari, sama sekali
jangan dipadukan. Minum alkohol lebih dari takaran yang sedang benar-benar
meninggikan tekanan darah dan dapat mempercepat pengaruh penyakit tersebut.
b.
Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit degenerasi dan metabolit. Lemak tubuh, khususnya lemak pada perut berhubungan erat dengan hipertensi. Obesitas juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan merupakan faktor risiko independen yang artinya tidak dapat dipengaruhi oleh faktor risiko lain.
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit degenerasi dan metabolit. Lemak tubuh, khususnya lemak pada perut berhubungan erat dengan hipertensi. Obesitas juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan merupakan faktor risiko independen yang artinya tidak dapat dipengaruhi oleh faktor risiko lain.
c.
Kurang Olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan
dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga isotonik dan teratur dapat
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga
dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan
meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga
bertambah maka akan memudahkan terjadinya hipertensi.
d.
Stres Emosional
Hubungan antara stres dengan
hipertensi diduga melalui aktivasi syaraf simpatik yang akan meningkatkan
tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
EFIKASI
dengan metode uji acak tersamar
ganda yang secara aktif mengevaluasi profil tingkat keamanan dari penggunaan
valsartan dan amlodipine dibandingkan dengan penggunaan ACE-i lisinopril dengan
kombinsi bersama hydrochlorotiazid (HcTZ) pada 130 pasien dewasa dengan
hipertensi gawat tanpa komplikasi hipertensi diastolik (dengan rerata tekanan
darah diastolik ≥110 dan
<120 mmHg). Studi ini menunjukkan bahwa selama 2 minggu pengobatan dengan
amlodipine/valsartan 5/160mg yang diikuti dengan amlodipine/valsartan 10/160mg
memberikan hasil klinis yang secara signifikan terhadap pengurangan tekanan
darah sistolik (35.8mmHg) dan diastolik (28.6 mmHg) yang secara numerik lebih besar
bila dibandingkan dengan penggunaan lisinopril dengan HCTZ (sistolik 31.8mmHg,
dan diastolik 27.6 mmHg). Pada analisa post hoc dari 26 pasien dengan rerata
sistolik 180 mmHg; terdapat pengurangan tekanan darah sebesar 43.0/26.1 mmHg
untuk regimen amlodipine/valsartan dan 31.2/21.7 mmHg untuk lisinopril/HCTZ
EFEKTIVITAS
Studi menunjukkan bahwa selama
2 minggu pengobatan dengan amlodipine/valsartan 5/160mg yang diikuti dengan
amlodipine/valsartan 10/160mg memberikan hasil klinis yang secara signifikan
terhadap pengurangan tekanan darah sistolik (35.8mmHg) dan diastolik (28.6
mmHg) yang secara numerik lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan
lisinopril dengan HCTZ (sistolik 31.8mmHg, dan diastolik 27.6 mmHg).
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat
mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak
diperlukan atau sekurang- kurangnya ditunda.
Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan,
pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan
efek pengobatan yang lebih baik.
EFISIENSI
Ketika kita menggunakan obat obatan, tentu akan
mengeluarkan biaya puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Untuk
amlodipin/valsartan saja berkisar 10 ribu rupiah per masing masing tablet. Dan
untuk lisinopril dengan HCTZ berkisar lima ribu rupiah per masing-masing
tablet.
jika mengaplikasikan pencegahan non-farmakologis, tidak
perlu biaya pengobatan dan tidak mengalami efek samping. Hanya saja dilakukan
dengan rutin dan teratur dalam mendapatkan efek yang optimal. Namun jika sudah
mengalami hipertensi berlanjut, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
yang lebih baik.
EVALUASI
Untuk menentukan keberhasilan pengobatan hipertensi
maka tidak hanya melihat adanya penurunan tekanan darah tetapi ada tiga faktor
yang penting dievaluasi :
1. tekanan
darah menurun,terutama diastolic
2. Lipid
menurun ; dimana LDL menurun, HDL meningkat
3. Sensitifitas
terhadap insulin meningkat
Ketiga
hal ini berhubungan dengan masa depan yang baik untuk jantung, terhindar dari
Left ventricular hypertrophy ( LVH ) khususnyadan morbiditas kardovaskuler
lainnya
EDUKASI
Pencegahan dan Pengobatan
Cara untuk mencegah terkena
penyakit hipertensi dengan pola hidup sehat, yaitu :
- Pencegahan hipertensi dengan olehraga yang cukup
- Pencegahan hipertensi dengan tidak merokok
- Pencegahan hipertensi dengan mengatur pola makan
- Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress
- Pencegahan hipertensi dengan cara medis
No comments:
Post a Comment
BERI KOMENTAR, SARAN, ATAU MASUKAN UNTUK BLOG INI