Thursday 27 March 2014

Beberapa Alasan Wanita Tidak Mau Berhubungan Seksual Pasca Persalinan




3 Poin Utama Wanita Tidak Mau Berhubungan Seksual Pasca Persalinan
  1. KELETIHAN adalah faktor dominan dalam literature terkini yang berhubungan dengan permasalan senggama setelah melahirkan. Brown dan Lumley (1998) mempelajari1336 wanita yang memberi respons pada survey berskala nasional di Victoria, Austrlia. Kuisener dikirimkan kepada wanita enam hingga tujuh bulan setelah melahirkan.69% responden mengeluh kelelahan, yang merupakan masalah kesehatan paling umum. 26% mengeluh masalah seksual. Pada wanita tersebut juga ditanyai tentang masalah yang memerlukan lebih banyak bantuan: area yang paling sering disebut adalah kesejahteraan emosi,kesehatan, dan pemulihan secara umum, serta kelelahan.kelelahan ternyata mengalami masalah yang berhubungan dengan senggamalebih sering dibandingkan mereka yang tidak melaporkan ketiga masalah tersebut. 
  2. MENYUSUI. Faktor lain yang menonjol dalam studi Glazener(1997, hlm.332) adalah
    hubungan antara “menyusui dan ketidaktertarikan melakukan senggama”. Para wanita dalam studi ini tiga kali lebih tertarik melakukan senggama jika mereka menyusui. Penyelidikan lebih lanjut mengenai frekuensi koitus pada wanita yang memberi bayinya makanan buatanakan bermanfaatan. Apabila frekuensi koitus yang rendah pada masa menyusui yang menjadi permasalahan secara umum, wanita menyusui dianjurkan menggunakan metode sawar guna menlindungi diri mereka dari kehamilan pada masa pascapartum.Walaupun metode sawar umumnya kurang efektif dibandingkan metode hormonal, metode ini adekuat untuk wanita menyusui yang tidak terlalu subur.
  3. Etika Sosial dan Pribadi: Keragaman Budaya Wanita.
    Sikap-sikap sosiokultural mempengaruhi kembalinya kenikmatan seksual setelah melahirkan. El-Tomi et al (1993) menjelaskan penyesuaian seksual selama masa hamil dan setelah melahirkan pada 160 wanita muslim di kuwait. Di Kuwait, ada tradisi pantang senggama selama 40 hari tanpa paksaan. Para ahli berpendapat bahwa pantang senggama enam minggu secara sukarela tidak boleh diabaikan dalam studi tersebut, namun, mereka melaporkan 95 persen wanita dalam studi tersebut sudah kembali melakukan hubungan seksual pada minggu ke-8 setelah melahirkan.
     
 

  1. Faktor-faktor penting lain yang dapat mempengaruhi hubungan seksual pasca persalinan adalah
  • Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya.
  • Karena adanya luka bekas episiotomy. 
  • Karena takut merusak keindahan tubuhnya. 
  • Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan. 
  • Bahaya berhubungan seks pasca persalinan. Berhubungan seksual selama masa nifas berbahaya apabila pada saat itu mulut rahim masih terbuka maka akan beresiko.
  • Mudah terkena infeksi. Kuman yang hidup diluar akibat hubungan seksual ketika mulut rahim masih terbuka, bisa tersedot masuk kedalam rongga rahim dan menyebabkan infeksi. 
  • Kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru lahir sering kali membuat gairah bercinta pasangan suami istri (pasutri) surut, terutama pada wanita. 
  • Trauma psikis maupun fisik ditinjau dari segi fisik, wanita mengalami perubahan sangat drastis di dalam tubuh. Trauma fisik bisa terjadi saat melahirkan. Rasa sakit akibat pengguntingan bagian dalam vagina (episiotomi) untuk melancarkan jalan lahir untuk menghindari terjadinya perobekan yang berat. Tentu saja, tindakan ini membutuhkan waktu untuk penyembuhan. 
  • Untuk mengalami let down ASI sehingga respon terhadap orgasme yang dirasakan sebagai rangsangan seksual pada saat menyusui. Respon fisiologis dapat menekan ibu, kecuali mereka memahami bahwa hal tersebut adalah normal.



Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Oleh sebab itu, posisi hubungan seks seperti apa pun sudah bisa dilakukan. Kalaupun masih ada keluhan rasa sakit, lebih disebabkan proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan kram otot, infeksi, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri waktu sanggama. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu :
 

  1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan luka seperti guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali semula. 
  2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur. 
  3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll). 
  4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual. 
  5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan,seperti:

    • Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah tentang seks, dll).
    • Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).
    • Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.
    • Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri “malas” melakukan hubungan seks. Kurangnya foreplay-nya sehingga belum terjadi lubrikasi saat penetrasi penis. Jika foreplay dan lubrikasi sudah cukup namun masih nyeri juga, coba datang ke klinik yang melayani kesehatan sex wanita atau datang saja ke dokter kandungan yang wanita.
 

1 comment:

  1. Memang betul kalau di kampung saya nunggu sampai 40 hari, tapi maksimal sih 2 bulanan, baru bisa berhubungan lagi, tapi istri suka merasa sakit , jadi suka kasian tentang vimax

    ReplyDelete

BERI KOMENTAR, SARAN, ATAU MASUKAN UNTUK BLOG INI