Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat dibandingkan anoksia, sebabjarang dijumpai bahwa benar-benar tidak ada O2 tertinggal dalam jaringan, secara tradisional, hipoksia dibagi dalam 4 jenis.
Berbagai klassifikasi lain
telah digunakan namun sidtim 4 jenis ini tetap sangat bergunaapabila
masing-masing definisi istilah tetap diingat. Keempat kategori hipoksia adalah
sebagai berikut :
1. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik)
yaitu apabila PO2 darah arteri berkurang
2. Hipoksia anemik yaitu apabila O2
darah arteri normal tetapi mengalami denervasi maupun pada ginjal yang
diangkat (diisolasi) dan diperfusi
3. Hipoksia stagnan; akibat sirkulasi
yang lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat
terjadi syok
4. Hipoksia histotoksik; hipoksia yang
disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling sering diakibatkan
oleh keracunan sianida
Hipoksia Hipoksik
Hipoksia hipoksik merupakan masalah
pada individu normal pada daerah ketinggian serta merupakan penyulit pada
pneumonia dan berbagai penyakit sistim pernafasan lainnya.
Gejala dan tanda hipoksia hipoksik
1. Pengaruh penurunan tekanan barometer
Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan
menimbulkan alkalosis respiratorik
2. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen
Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47 mmHg,
dan pada atau lebih rendah dari tekanan ini cairan tubuh akan mendidih pada
suhu tubuh. Setiap orang yang terpajan pada tekanan yang rendah akan lebih
dahulu meninggal saat hipoksia, sebelum gelembung uap air panas dari dalam
tubuh menimbulkan kematian
3. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa
Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada ketinggian
sekitar 3700 m. Pada ketinggian 5500 m, gejala hipoksia berat, dan diatas 6100
m, umumnya seseorang hilang kesadaran.
4. Efek lambat akibat ketinggian
Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias,
insomnia, sesak nafas, serta mual dan muntah.
5. Aklimatisasi
Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif ringan,
karena alkalosis cenderung melawanefek perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya
asidosis laktat dalam otak akan menyebabkan penurunan pH LCSdan meningkatkan
respon terhadap hipoksia.
Hipoksia Anemik
Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat,
karena terdapat peningkatan kadar 2,3-DPG didalam sel darah merah,kecuali
apabila defisiensi hemoglobin sangat besar. Meskipun demikian, penderita anemia
mungkin mengalami kesulitan cukup besar sewaktu melakukan latihan fisik karena
adanya keterbatasan kemampuan meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan
aktif.
Hipoksia Stagnan
Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi
organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok. Hati dan mungkin jaringan
otak mengalami kerusakan akibat hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif.
Pada keadaan normal, aliran darah ke paru-paru sangat besar, dan dibutuhkan
hipotensi jangka waktu lama untuk menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun,
syok paru dapat terjadi pada kolaps sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah
paru yang letaknya lebih tinggi dari jantung.
Hipoksia Histotoksik
Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi
jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida. Sianida menghambat
sitokrom oksidasi serta mungkin beberapa enzim lainnya. Biru metilen atau
nitrit digunakan untuk mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut bekerja
dengan sianida, menghasilkan sianmethemoglobin, suatu senyawa non toksik.
Kemampuan pengobatan menggunakansenyawa ini tentu saja terbatas pada jumlah
methemoglobin yang dapat dibentuk dengan aman. Pemberian terapi oksigen
hiperbarik mungkin juga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
BERI KOMENTAR, SARAN, ATAU MASUKAN UNTUK BLOG INI